Order: 087838185995
Email: hakimmpsi@yahoo.com
PENGANTAR (resume)
Pengantar memungkinkan seorang penulis untuk mengemukakan renungannya terlebih dahulu. Dengan menengok kembali apa yang sudah ditulisnya, ia dapat mencoba memberi tahu pembaca apa yang melatarbelakanginya.
Pertama, buku ini berasal dari praktik psikoanalisis. Bab-bab utamanya didasarkan apda istuasi-situasi contoh yang membutuhkan interpretasi dan koreksi: kecemasan pada anak-anak kecil, apati pada orang-orang Indian Amerika, kebingungan pada para veteran perang, arogansi pada kaum Nazi muda. Di dalam situasi ini, dan di semua situasi lainnya, metode psikoanalitik mendeteksi konflik, karena metode ini pertama-tama difokuskan pada gangguan mental. Melalui karya Freud, konflik neurotik telah menjadi aspek perilaku manusia yang diteliti secara paling komprehensif. Tetapi, buku ini menghindari kesimpulan enteng bahwa pengetahuan kita yang relatif maju tentang neurosis memungkinkan kami untuk melihat fenomena massa – budaya, agama, revolusi – sebagai analogi-analogi neurosis hanya untuk membuatnya sejalan dengan konsep-konsep kami. Kami akan mengikuti jalan yang berbeda.
Psikoanalisis dewasa ini mengimplementasikan studi tentang ego, sebuah konsep yang menyiratkan kapasitas manusia untuk menyatukan pengalaman dan tindakannya secara adaptif. Ia mengubah penekanannya dari studi terkonsentrasi tentang kondisi-kondisi yang menumpulkan dan mendistorsi ego individu ke studi tentang akar ego di dalam organiasi sosial. Ini hal kami coba pahami bukan untuk menawarkan penyembuhan gegabah untuk masyarakat yang didiagnosis secara gegabah, tetapi pertama-tama untuk melengkapi cetak-biru teori kami. Dalam pengertian ini, ini adalah sebuah buku psikoanalitik tentang hubungan antara ego dan masyarakat.
Ini adalah buku tentang masa kanak-kanak. Orang bisa saja memindai tulisan demi tulisan tentang sejarah, masyarakat, dan moralitas dan tidak banyak menemukan acuan untuk fakta bahwa semua orang berangkat sebagai anak-anak dan bahwa semua orang berawal di masa taman kanak-kanaknya. Adalah manusiawi untuk memiliki masa kanak-kanak yang panjang; adalah beradab untuk memiliki masa kanak-kanak yang sangat panjang. Masa kanak-kanak yang panjang melahirkan seorang virtuoso (ahli) teknis dan mental pada diri seseorang, tetapi ia juga meninggalkan residu ketidakmatangan emosional seumur hidup di dalam dirinya. Sementara suku-suku dan bangsa-bangsa, dengan banyak cara intuitif, menggunakan pelatihan anak sampai akhir pencapaian bentuk identitas manusia matang tertentu, tetapi versi unik integritas mereka tetap dikelilingi oleh ketakutan-ketakutan irasional yang berasal dari keadaan masa kanak-kanak, yang mereka eksploitasi dengan cara yang spesifik.
Apa yang dapat diketahui seorang klinisi tentang ini? Saya rasa metode psikonalitik pada dasarnya adalah sebuah metode historis. Bahkan bila metode ini memfokuskan pada data medis, ia menginterpretasikannya sebagai sebuah fungsi pengalaman masa silam. Untuk mengatakan bahwa psikoanalisis mempelajari konflik antara yang matang dan yang infantil, antara lapisan-lapisan terkini dan yang kuno di dalam pikiran, akan berarti bahwa psikoanalisis mempelajari evolusi psikologis melalui analisis tentang individu. Pada saat yang sama, ia menyoroti fakta bahwa sejarah kemanusiaan adalah sebuah metabolisme dahsyat siklus-siklus kehidupan individu.
Jadi, saya ingin mengatakan bahwa buku ini adalah sebuah buku tentang proses-proses sejarah. Tetapi seorang psikoanalisis adalah sebuah pengecualian, mungkin seorang sejarawan dengan jenis baru; dalam mengkomitmenkan dirinya sendiri untuk mempengaruhi apa yang diobservasinya, psikoanalis menjadi bagian proses historis yang dipelajarinya. Sebagai seorang terapis, ia harus menyadari reaksinya sendiri terhadap apa yang diobservasinya; “Ekuasi” (penyamaan) dirinya sebagai seorang observer/pengamat menjadi instrumen observasi/pengamatannya. Dengan demikian, penyelarasan terminologis dengan ilmu-ilmu yang lebih objektif maupun pelepasan yang bermartabat dari kegegeran zaman dapat dan mestinya tidak menjadikan metode psikonalitik apa yang disebut H. S. Sullivan “partisipan,” dan secara sistematik memang demikianlah adanya.
Dalam pengertian ini, buku ini memang dan harus subjektif, sebuah conceptual itinerary (perjalanan konseptual). Tidak ada upaya untuk menjadi representatif di dalam kutipan-kutipannya atau menjadi sistematik di dalam referensinya. Secara keseluruhan, tidak banyak yang bisa didapat dari upaya memperkuat makna yang sampai sekarang belum jelas dengan kutipan-kutipan yang tampak sangat cermat dari makna yang kira-kira serupa dari konteks-konteks lain.
Penulis
Erik H. Erikson
Order: 087838185995
Email: hakimmpsi@yahoo.com
0 komentar:
Posting Komentar